[:id]Bubur Paddas[:]
Bubur Paddas, hidangan istimewa dari Sambas, Kalimantan Barat, menawarkan lebih dari sekadar rasa. Di balik teksturnya yang khas dan aromanya yang menggoda, tersimpan cerita tentang tradisi, kebersamaan, dan kearifan lokal.
Bukan Pedas, Tapi Beragam
Berbeda dengan namanya, “paddas” dalam bahasa Melayu Sambas bukan berarti pedas, melainkan merujuk pada kekayaan rasa yang tercipta dari beragam sayuran dan rempah yang dipadukan dalam bubur ini. Rasa pedasnya sendiri berasal dari campuran merica dan cabai merah yang seimbang, tidak mendominasi rasa keseluruhan.
Sejarah dan Makna Budaya
Bubur Paddas telah menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya Melayu Sambas sejak lama. Dahulu, hidangan ini hanya disajikan dalam acara kerajaan atau upacara adat. Namun, seiring waktu, bubur ini menjadi hidangan yang dinikmati semua kalangan, melambangkan semangat persatuan dan kesatuan.
Simbol Kebersamaan
Membuat Bubur Paddas mencerminkan budaya gotong royong masyarakat Sambas. Mulai dari menyangrai beras dan kelapa, memotong sayur, meracik bumbu, hingga menghidangkannya, semua dilakukan bersama-sama, sebuah tradisi yang disebut simbirapian.
Menyantap Bubur Paddas pun dianjurkan bersama keluarga dan kerabat, sebagai ungkapan rasa syukur dan kebersamaan. Semangat kebersamaan ini juga terwujud dalam penggunaan berbagai bumbu yang menghasilkan rasa yang kaya, mencerminkan semboyan “same-same biak Sambas” yang berarti sama-sama perantau Sambas.
Keunikan dan Fleksibilitas
Bubur Paddas memiliki tekstur yang berbeda dari bubur pada umumnya. Beras ditumbuk halus, kemudian dioseng dan dicampur dengan berbagai sayuran. Bahan-bahannya pun fleksibel, daun pakis bisa diganti dengan sayuran lain, ubi rambat dengan kentang, dan udang dengan daging sapi, sesuai selera dan alergi.
Hidangan Istimewa di Bulan Ramadhan
Bubur Paddas menjadi hidangan favorit di bulan Ramadhan. Kandungan beras tumbuk, kelapa parut, sayur, dan ubi merah diyakini mampu mengembalikan stamina setelah berpuasa.
Aroma Khas Daun Kesum
Bubur Paddas memiliki aroma khas dari daun kesum (Polygonum Odoratum), yang dikenal pula sebagai daun mint Vietnam, praew leaf, laksa leaf, atau hot mint. Aromanya yang sedikit menyengat dan rasa asamnya menambah keunikan rasa bubur ini. Daun kesum tak hanya digunakan sebagai bahan masakan, tetapi juga dalam pengobatan tradisional Melayu untuk penyakit perut dan pencernaan.
Lebih dari Sekadar Hidangan
Bubur Paddas bukan sekadar hidangan lezat, tetapi juga penjelmaan budaya dan tradisi masyarakat Sambas. Perpaduan rasa dan makna di dalamnya menjadikannya hidangan istimewa yang patut dicoba dan dilestarikan.
Setiap tanggal 27 Agustus, organisasi Jalasenastri memperingati hari jadinya. Tahun 2025 ini, Jalasenastri memasuki usia…
Setiap tanggal 25 Agustus, Indonesia memperingati Hari Perumahan Nasional (Hapernas). Peringatan ini menjadi pengingat bahwa…
Hari ini, 17 Agustus 2025, Indonesia merayakan HUT RI ke-80. Delapan puluh tahun sudah bangsa…
Apabila Anda tertarik memperdalam wawasan sejarah budaya dan tradisi kesultanan Jawa, Museum Kereta Keraton Yogyakarta…
Hari Pramuka Nasional diperingati setiap 14 Agustus sebagai momen bersejarah bagi Gerakan Pramuka Indonesia. Tanggal…
Letaknya yang strategis di Pancasila dan demokrasi membuat Mahkamah Konstitusi (MK) menjadi salah satu pilar…