Indonesian

Tradisi Pemaka, Upacara Penyambutan Tamu di Manggarai Barat

Helloindonesia.id – Tradisi Pemaka adalah merupakan cara tetua adat di seluruh Kabupaten Manggarai Barat untuk menyambut tamu yang berkunjung di kampung-kampung. Tradisi ini hanya ada di kawasan Manggarai Barat, tidak ada di tempat lain.

Tradisi Pemaka

Seperti yang dilansir Kompas.com, tak semua tamu disambut dengan Tradisi Pemaka. Hanya tamu-tamu khusus, seperti gubernur, bupati, uskup, imam yang baru ditahbiskan dan para petinggi bangsa, yang disambut dengan Tradisi Pemaka.

Di masa lampu, tradisi ini dilakukan untuk menyambut Raja dan Dalu yang mengunjungi kampung-kampung di seluruh Manggarai Barat. Kini, meski yang menyandang Raja dan Dalu sudah tidak ada di wilayah ini, tapi warisan leluhur ini masih terus dijaga dengan baik di kampung-kampung.

Rangkaian Tradisi Pemaka dimulai dengan Tradisi Kepok Kapu. Tradisi ini dilakukan sebagai penyambutan awal bagi tamu yang mengunjungi kampung-kampung ketika ada upacara keagamaan, upacara kenegaraan, ataupun ritual adat yang dihadiri oleh pemimpin lokal, baik dari lembaga keagamaan maupun pemerintah.

Dalam tradisi ini, digunakan ayam jantan berwarna putih sebagai lambang ketulusan masyarakat. Tetua memegang ayam itu sambil menuturkan ungkapan dalam bahasa lokal sebagai tanda penyambutan secara adat.

Selain ayam jantan warna putih, ada juga tuak atau moke lokal yang ditaruh dalam sebuah wadah yang disebut tawu.

Rangkaian acara kemudian dilanjutkan dengan mengalungkan Selendang Songke kepada tamu-tamu khusus. Yang dipercaya untuk melakukan tugas ini adalah para perempuan.

Puncak Tradisi Pemaka adalah ketika tetua adat mengeluarkan sebilah keris adat yang berada di pinggangnya. Keris adatnya ditancapkan ke tanah dan lalu ditunjukkan ke langit.

Keris adat lalu diarahkan kepada tamu yang disambut itu, sambil berkali-kali menghentakkan kaki maju mundur. Hal itu dilakukan sebagai tanda penghormatan kepada tamu yang datang mengunjungi tempat itu.

Tak semua orang bisa membawakan Tradisi Pemaka. Hanya tua-tua adat tertentu saja yang bisa membawakan tradisi penyambutan tamu ini.

Baca Juga

https://helloindonesia.id/id/baliem-valley-festival/1496/indonesian/
Hello Indonesia

View Comments

Recent Posts

Hari Ulang Tahun Jalasenastri – Pengabdian Istri Prajurit TNI AL

Setiap tanggal 27 Agustus, organisasi Jalasenastri memperingati hari jadinya. Tahun 2025 ini, Jalasenastri memasuki usia…

3 jam ago

Hari Perumahan Nasional – Refleksi Pentingnya Hunian Layak

Setiap tanggal 25 Agustus, Indonesia memperingati Hari Perumahan Nasional (Hapernas). Peringatan ini menjadi pengingat bahwa…

2 hari ago

Selamat HUT RI ke-80: Merdeka Bukan Sekadar Slogan

Hari ini, 17 Agustus 2025, Indonesia merayakan HUT RI ke-80. Delapan puluh tahun sudah bangsa…

1 minggu ago

Menengok Sejarah Kereta Kuda di Museum Kereta Keraton Yogyakarta

Apabila Anda tertarik memperdalam wawasan sejarah budaya dan tradisi kesultanan Jawa, Museum Kereta Keraton Yogyakarta…

2 minggu ago

Hari Pramuka Nasional 14 Agustus

Hari Pramuka Nasional diperingati setiap 14 Agustus sebagai momen bersejarah bagi Gerakan Pramuka Indonesia. Tanggal…

2 minggu ago

HUT Mahkamah Konstitusi RI 13 Agustus

Letaknya yang strategis di Pancasila dan demokrasi membuat Mahkamah Konstitusi (MK) menjadi salah satu pilar…

2 minggu ago