Gong Perdamaian Ambon

Sebuah tragedi kemanusiaan terjadi di Ambon pada tahun 1999 yang tak akan pernah terlupakan oleh Bangsa Indonesia hingga saat ini. Rasa kesedihan yang mendalam terhadap kerusuhan dan ketegangan emosional yang terjadi di masyarakat Ambon pada masa itu masih terasa begitu kuat. Peristiwa ini, yang bernuansa SARA, menjadi aib yang memalukan bagi Bangsa Indonesia di mata dunia dan perkembangan peradaban kemanusiaan. Kelemahan dalam kesadaran toleransi antar kelompok yang berbeda dalam masyarakat tercermin dalam tragedi ini, padahal sepanjang sejarah Bangsa Indonesia dikenal sebagai bangsa yang ramah, penuh toleransi, dan saling menghormati.

DCIM103GOPRO

Kejadian menyedihkan pada tahun 1999 meninggalkan luka yang sangat dalam bagi Bangsa Indonesia, terutama bagi masyarakat Ambon. Namun, dengan sisa-sisa kesadaran perdamaian, masyarakat Ambon berjuang untuk memulihkan toleransi antar warga yang terpuruk. Setelah masa reformasi, masyarakat Ambon secara perlahan mulai membangun kembali peradaban mereka dengan sikap toleransi yang hampir hilang. Pembangunan berjalan baik, masyarakat telah menemukan pola hidup positif mereka kembali. Mereka bahkan dapat bergaul dengan kelompok-kelompok berbeda meskipun rasa curiga dan waspada masih ada di benak mereka.

Pemerintah Indonesia juga tidak tinggal diam. Berbagai upaya pemulihan kehidupan di Ambon dilakukan. Salah satu bukti nyata dari upaya keras pemerintah pada saat itu adalah pembangunan monumen Gong Perdamaian Dunia. Monumen yang megah ini berada di pusat kegiatan kota Ambon yang dulunya hancur akibat kerusuhan SARA pada tahun 1999. Monumen Gong Perdamaian Dunia ini terletak di Taman Pelita yang berada di tengah-tengah keramaian Ambon. Presiden Indonesia keenam, Bapak Susilo Bambang Yudhoyono, meresmikan monumen ini pada tanggal 25 November 2009. Sejak itu, Taman ini selalu dikunjungi oleh penduduk lokal dan wisatawan sebagai tempat bersantai atau tempat yang bagus untuk berfoto.

Gong Perdamaian Dunia di Ambon memiliki diameter sekitar 2 meter. Permukaannya dihiasi dengan gambar bendera negara-negara di seluruh dunia, dan di bagian tengahnya terdapat lambang-lambang agama-agama besar seperti Islam, Kristen, Hindu, Budha, dan lain-lain. Gong ini ditempatkan di tempat yang agak tinggi, sehingga kita harus naik beberapa anak tangga untuk mencapainya. Di bagian atas penyangga gong, tampak jelas lambang Pancasila sebagai pelengkap utama yang menjelaskan bahwa Pancasila adalah ideologi Bangsa Indonesia. Perlu diketahui, Gong Perdamaian serupa juga telah tersebar di seluruh dunia, dan konon Gong Perdamaian di Ambon ini adalah yang ke-35.

Pulau Ambon tidak hanya memiliki keindahan alam, tetapi sejarah kelam kota ini juga banyak mengajarkan generasi saat ini dan masa depan tentang pentingnya memahami arti toleransi demi terciptanya perdamaian dunia, sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945. Monumen Tugu Gong Perdamaian Dunia ini merupakan refleksi Bangsa Indonesia tentang bagaimana seharusnya toleransi dalam bernegara diwujudkan. Melalui monumen ini, diharapkan generasi Indonesia di masa depan dapat mewujudkan peradaban kehidupan yang lebih baik daripada generasi sebelumnya.

Back to top