Nikmatnya Lamang Katan, Kudapan Tradisional dari Sumatra Barat

Lamang Katan

Sumatra Barat dikenal sebagai daerah dengan kekayaan kuliner yang menggugah selera. Tidak hanya hidangan utamanya yang populer, tetapi juga makanan ringan dan camilannya. Salah satu kudapan khas yang memiliki cita rasa istimewa adalah lamang katan. Meskipun tergolong sederhana, makanan ini memiliki rasa gurih yang mampu memikat lidah siapa saja yang mencobanya.

Lamang Katan
Lamang Katan

Keunikan dan Proses Pembuatan Lamang

Lamang adalah makanan berbahan dasar beras ketan yang dimasak dengan cara unik, yaitu dibakar dalam ruas bambu. Hidangan ini tidak hanya populer di Sumatra Barat, tetapi juga dapat ditemukan di berbagai wilayah budaya Melayu seperti Semenanjung Melayu dan Kalimantan. Namun, di Minangkabau, lamang telah berkembang menjadi bagian penting dari tradisi kuliner lokal.

Bahan utama dalam pembuatan lamang terdiri dari beras ketan, santan, dan sedikit garam. Alat yang diperlukan meliputi daun pisang dan ruas bambu berukuran sekitar 40-70 cm dengan diameter 7-15 cm. Proses pembuatannya dimulai dengan mencuci dan merendam beras ketan selama beberapa jam. Setelah ditiriskan, beras ketan dicampur dengan santan dan garam, lalu dimasukkan ke dalam bambu yang telah dialasi daun pisang. Bambu ini kemudian dipanggang di atas bara api hingga matang. Setelah matang, lamang dikeluarkan dari bambu dan siap disantap.

Ragam Variasi Penyajian Lamang

Lamang biasanya hadir dalam dua varian utama, yaitu manis dan asin. Untuk varian manis, lamang sering disajikan dengan gula merah cair, parutan kelapa (kinca), durian, atau srikaya. Sementara itu, varian asin biasanya dinikmati bersama rendang, telur, atau lauk lainnya. Di Minangkabau, terdapat pula lamang tapai, yakni lamang yang disantap dengan tapai ketan hitam, yang sering menjadi hidangan khas saat Hari Raya Lebaran.

Seiring waktu, lamang mengalami inovasi dan variasi. Di Pasar Raya Kota Padang, misalnya, terdapat beberapa jenis lamang seperti lamang ketan putih, lamang ketan hitam, lamang dengan potongan pisang, hingga lamang baluo yang memiliki isian kinca di bagian tengahnya. Tidak hanya di Sumatra Barat, hidangan ini juga bisa ditemukan di beberapa kota besar seperti Jakarta, di pasar tradisional maupun restoran yang menyajikan makanan khas Nusantara.

Warisan Kuliner yang Tetap Lestari

Lamang bukan sekadar kudapan lezat, tetapi juga bagian dari warisan budaya yang terus dijaga. Hidangan ini mencerminkan kekayaan kuliner Minangkabau yang tetap bertahan dari generasi ke generasi. Dengan rasa yang autentik dan cara pembuatan yang unik, lamang terus menjadi sajian favorit yang menggugah selera banyak orang di Indonesia.

Bagi yang ingin mencoba membuat lamang sendiri, bahan dan proses pembuatannya cukup sederhana. Beras ketan direndam, dicampur dengan santan dan garam, lalu dimasukkan ke dalam bambu yang telah dialasi daun pisang. Bambu tersebut kemudian dipanggang selama kurang lebih tiga jam hingga matang. Setelah dingin, lamang siap dipotong dan disajikan sesuai selera.

Dengan kelezatan dan keunikan proses pembuatannya, lamang katan tetap menjadi salah satu ikon kuliner yang patut dicoba bagi pecinta makanan tradisional Indonesia.

Kunjungi juga balitraveldiary.com