Aceh
Budaya
helloindonesia
Sejarah
Indonesia
Indonesian
Nusantara
Sumatra
Adat
Arsitektur
Aceh, art, hello indonesia, helloindonesia, helloindonesian, indonesia culture, Indonesia helloindonesia, indoesian travel, indonesiaunique, Indonesia, indonesian travel, indonesian, sumatera, sumatra barat, sumatra, west sumatra
Hello Indonesia
0 Comments
Rumah Kapal Masyarakat Proto-Melayu
Helloindonesia.id –  Arsitektur adalah salahsatu peninggalan bangsa yang bisa di pelajari dari berbagai macam sisi, dari segi sejarah, teknik dan budayanya. kali ini kita akan membahasa salah satu rumah unik yang ada di masyarakat proto melayu.
Masyarakat yang sering kali dikenal sebagai masyarakat proto-melayu di Nusantara, antara lain, Daya, Batak, Donggala, dan Toraja, mengangkat imaji kapal dalam rumah mereka. Rumah kapal ini melebihi dari sekadar sentimentalitas atau romantisisme masyarakat tersebut. Ada upaya dan manifestasi pengetahuan yang lahir dan diteruskan melalui bangun rumah tersebut.
Rumah kapal tersebut sekaligus mencerminkan 3 dunia yang juga melingkupi dunia pelayaran, yaitu geladak utama (dunia tengah) sebagai pusat kegiatan navigasi perdagangan, geladak bawah sebagai bagian dari persediaan dan cadangan-cadangan penting, serta dunia kebintangan sebagai horizon navigasi.
Sering disebut rumah panggung, rumah ini juga membagi 3 dunia, antara dunia bawah, dunia tengah, dunia atas; sering ditafsirkan juga sebagai dunia lalu-kini-nanti; juga ditafsirkan sebagai binatang-manusia-nenek moyang dan Yang Kuasa.
Khususnya pada upacara kematian masyarakat Toraja, untuk mereka yang meninggal, peti mati dibentuk dalam bentuk kapal. Dalam masyarakat Batak, selain rumah yang berbentuk kapal, peradaban sekitar Danau Toba juga meneruskan imaji maritim dalam peradaban mereka. Solu dipakai di kehidupan sehari-hari di danau, dan juga dipakai dalam peribahasa dan umpasa Batak.
Namun demikian, istilah proto-melayu perlu diterjemahkan secara terbuka mengingat kawasan Nusantara sudah dihuni silih berganti oleh berbagai kelompok bangsa dan suku. Pengetahuan berbasis kapal atau maritim sebetulnya sekedar menegaskan bahwa kawasan maritim tetap membentuk pengetahuan masyarakat-masyarakat Nusantara meski berada di pedalaman dan bersifat agraris.
Rumah kapal sendiri berpadu dengan bentuk rumah panggung yang mempunyai fungsi kurang lebih sama, terutama dalam hal keselarasan dan fungsi kandang-rumah-moyang. Rumah panggung terdapat pada banyak masyarakat Nusantara termasuk Aceh, Lampung, Minangkabau, Bugis-Mandar, Baduy
Share this content:
Post Comment