adalah pertunjukan dramatari seni khas Bali yang lebih utama menceritakan mengenai Ramayana dan dimainkan terutama oleh laki-laki. Tarian ini dipertunjukkan oleh banyak (puluhan atau lebih) penari laki-laki yang duduk berbaris melingkar dan dengan irama tertentu menyerukan “cak” dan mengangkat kedua lengan, menggambarkan kisah Ramayana saat barisan kera membantu Rama melawan Rahwana. Namun, Kecak berasal dari ritual sanghyang, yaitu tradisi tarian yang penarinya akan berada pada kondisi tidak sadar, melakukan komunikasi dengan Tuhan atau roh para leluhur dan kemudian menyampaikan harapan-harapannya kepada masyarakat.

Para penari yang duduk melingkar tersebut mengenakan kain kotak-kotak seperti papan catur melingkari pinggang mereka. Selain para penari itu, ada pula para penari lain yang memerankan tokoh-tokoh Ramayana seperti Rama, Shinta, Rahwana, Hanoman, dan Sugriwa.[
Lagu tari Kecak diambil dari ritual tarian sanghyang. Selain itu, tidak digunakan alat musik. Hanya digunakan kincringan yang dikenakan pada kaki penari yang memerankan tokoh-tokoh Ramayana.
Sejarah Tari Kecak
Tari kecak merupakan tarian yang dicetuskan dan diciptakan oleh seniman asal Baliyakni Wayan Limbak dan seorang sahabatnya dari Jerman. Pada awal kemunculan nya jenis tari ini tercipta secara tidak sengaja yang diambil dari sebuah tarian adat pemujaan yang dikenal dengan sebutan Shangyang. Sanghyang adalah jenis tarian tradisional Baliyang dilakukan dalam upacara religi seperti menolak bala serta mengusir suatu wabah penyakit.
Salah satu jenis kesenian tari ini disajikan oleh para penari yang duduk melingkar serta mengucapkan kata “cak-cak-cak-cak” secara serentak, karena ini pula tarian ini diberi nama dengan sebutan “tari kecak”. Gerakan tangan yang disajikan dalam pertunjukan sebenarnya mengisahkan sebuah cerita Ramayana yakni pada peristiwa Dewi Shinta diculik oleh Rahwana. Hingga akhir pertunjukan biasanya tari ini menyajikan kisah pembebasan Dewi Sintha dari tangan Rahwana.
Guna mendukung cerita yang disajikan maka dalam pertunjukan tari tradisional Bali juga harus terdapat beberapa tokoh yang memerankan peran utama sebagai Hanoman, Sugriwa, Dewi Shinta, Rhama, dan Rahwana.
Pada tahun 70-an Wayang Limbak bekerja keras guna mempromosikan dan mengenalkan tari kecak hingga ke mancanegara. Selain mengenalkan keunikan dalam pementasan tarian ini tentu saja daerah asal kesenian ini ikut melambung di dunia Internasional yang kemudian menarik para wisatawan mancanegara untuk berkunjung ke Bali.
Dalam perkembangannya pertunjukan tari yang juga menceritakan kisah pewayangan ini dimainkan oleh laki-laki yang berjumlah tak terbatas. Ada kalanya disajikan oleh puluhan orang namun dalam acara tertentu ada pula yang dipertunjukkan secara massal oleh ribuan penari.
Perkembangan tari kecak dari awal terciptanya hingga kini memang bisa dikatakan cukup membanggakan. Selain antusias masyarakat Bali terhadap seni garapan Wayan Limbak ternyata para wisatawan yang berkunjung ke Bali juga sangat tertarik dalam menyaksikan sebuah pertunjukan gerak seni ini. Tak heran jika pemerintah daerah setempat menjadikan tari kecak sebagai salah satu icon kesenian dan kebudayaan daerah.
The Monkey Dance juga diberikan sebagai sebutan tari tradisional Bali yang satu ini. Hal ini diberikan karena salah satu adegan dalam pertunjukan tari tersebut menggunakan properti api serta tokoh utama yang berperan sebagai kera/ Hanoman.
Fungsi Tari Kecak
Seperti telah tertuliskan di atas, tari kecak merupakan tarian yang berasal dari kreasi upaca shangyang. Karena upacara shangyang merupakan jenis kegiatan sakral dan hanya boleh dilakukan di Pura maka Wayan Limbak berinovasi dari inspirasi gerakan shangyang menjadi gerakan tari yang terkenal hingga ke mancanegara.
Sebagai sarana hiburan
Penciptaan gerakan tarian ini secara sadar dilakukan guna mempertunjukkan suatu kesenian khas bali pada masyarakat umum. Tarian ini bertujuan sebagai sarana hiburan baik bagi masyarakat setempat maupun bagi para wisatawan yang berdatangan ke Bali.
Usaha melestarikan kebudayaan
Dalam tarian yang berawal dari upacara Sanghyang ini juga terdapat kisah dan cerita yang tersirat dari awal hingga akhir pertunjukan. Cerita pewayangan yang di angkat dalam sebuah gerakan tari merupakan inovasi baru dalam usaha melestarikan kebudayaan Hindu khususnya dalam kisah Ramayana.
Alat Musik Pengiring
Hampir tidak ada alat musik pengiring tari kecak kecuali suara gemerincing serta suara dari para penari yang berbunyi “cak-cak-cak-cak”. Meskipun tidak ada alat musik khusus sebagaimana tarian lain namun justru disini letak keunikan tari tersebut.
Suara yang bersahut-sahutan dan kadang kala kompak membuat nada-nada unik yang sangat menarik utuk didengarkan seiring gerakan tarian yang dilakukan oleh para penari.
Suara gemerincing terdengar dari properti tari yang dikenakan oleh para penari khusunya tokoh utama dalam seni pertunjukan khas Bali tersebut.
Properti Apa Saja Dalam Tari Kecak?
Sama halnya dengan tari serampang dua belas dan tari gambyong surakarta, tari kecakjuga memiliki properti khas yang menjadi ciri khas dalam sebuah pertunjukan kesenian tradisional. Adapun properti yang biasa digunakan dalam pertunjukan antara lain sebagai berikut:
Selendang
Selendang atau kain yang dikenakan oleh para penari tari kecak memiliki corak kotak-kotak dengan warna hitam putih menyerupai papan catur.
Gelang kincringan
Properti ini dikenakan baik pada pergelangan tangan dan sebagian juga pada pergelangan kaki. Gelang kicringan ini yang menimbulkan bunyi gemerincing pada saat gerakan tari dilakukan.
Tempat sesaji
Adanya tempat sesaji sebagai properti tari kecak menjadikan tarian ini sangat unik dan terlihat sakral. Terlebih asal usul gerakan tari yang berasal dari sebuah upacara adat Sanghyang membuat tarian ini juga terlihat mistis dikalangan para penonton.
Topeng
Minimal terdapat 3 topeng yang dikenakan oleh penari utama yang berperan sebagai tokoh Hanoman, Sugriwa, dan Rahwana pada cerita yang disajikan selama tarian berlangsung.
Referensi
https://www.pegipegi.com/travel/sejarah-dan-asal-usul-tari-kecak-bali-yang-penuh-pesan-moral/
https://www.senitari.com/2015/07/tari-kecak-sejarah-gerakan-kesenian-tradisional-bali.html
https://en.wikipedia.org/wiki/Kecak
0