Tradisi Makan Tanah Yang Unik Di Tuban
pasti banyak yang ngira kalau tanah itu cuma jadi bahan bangunan, jadi genteng, jadi batu bata, jadi tembok hahaha. tapi tidak untuk yang satu ini, di salah satu dearah di indonesia tepat nya di Kabupaten Tuban , Jawa Timur , terdapat camilan yang terbuat dari tanah liat , hal ini sudah menjadi tradisi turun temurun. Camilan ini di kenal dengan nama Ampo
 bahan dasar makana ini murni terbuat dari tanah liat tanpa ada campuran bahan lain apapun. makanan ini atau ampo ini biasanya di konsumsi sebagai makanan ringan atau camilan hehehe, terutama di gemanri oleh kalangan wanita yang sedang hamil “ngidam”. oh iya tanah liat juga di sebut sebagai lempung dalam bahasa jawa, atau di sebut juga dengan geofagi, kebiasaan makan tanah ini juga di lakukan oelh beberapa masyarakat lain di berbagai belahan dunia, biasanya orang yang tinggal di daerah tropis atau hangat.
Mitos
nah di balik tradisi di negeri kita ini pasti ada saja yang di sebut menjadi mitos, makanan dari tanah liat yang di sebut dengan “Ampo” ini sudah menjadi makanan yang di percaya oleh masyarakat pulau jawa, terutama masyarakat Jawa Tengah , Jawa timur karena di percaya dapat menguatkan sistem pencernaan. Bahkan memakan tanh ini juga dapat dipercaya sebagai obat dari berbagai macam penyakit, eittt tapi tunggu dulu , kali ini kita akan coba cari tahu dari segi studi dan medis apakah aman mengkonsumsi tanah ini, apakah sangat berbahaya, kalau berbahaya kok simbah simbah kita masih hidup padahal dahulu mereka juga memakan makanan ini.
nah dari apa yang kita bicarakan dari mitos tadi akan ada 2 dampak, keuntungan dan kerugian, berikut ulasan nya.
Keuntungan
sebuah studi menyebutkan bahwa ternyata tanah liat atau lempung yang steril tersebut mempunyai efek untuk menyamankan perut dan membantu dalam melindungi dari serangan bakteri dan virus. tanah liat ini juga dapat mengikat beberapa bakteri dan mikroba, patogen dan virus. sehingga tanah yang di makan ini menjadi semacam masker lumpur unutk usus.. hmm gimana bener gak ya
Kerugian
Ada risiko yang jelas dalam konsumsi tanah liat yang terkontaminasi oleh kotoran hewan atau manusia, khususnya risiko dari telur parasit, seperti cacing gelang yang dapat tinggal selama bertahun-tahun di dalam tanah dan dapat menimbulkan masalah. Juga dapat meningkatkan risiko terjangkit Tetanus. Namun, risiko ini umumnya sudah dipahami oleh sebagian besar masyarakat atau suku yang mengonsumsi tanah liat. Kegemaran anak-anak untuk terlibat dalam mengonsumsi ampo membuat mereka lebih rentan terhadap infeksi cacing. Bahaya lain yang terkait dengan mengonsumsi tanah liat mencakup kerusakan enamel gigi, menelan berbagai bakteri, berbagai bentuk pencemaran tanah, dan obstruksi usus. Namun proses pengolahan tanah liat yang cukup bagus dengan cara memasak atau dipanggang dapat mengurangi risiko tersebut.
nah udah tahu kan hahahahah sekarang kita bahas gimana cara buat nya
Cara Pembuatan
Cara membuat Ampo sangat sederhana dan mudah. Namun, tanah yang digunakan sebagai bahan baku membuat ampo tidak bisa sembarangan, melainkan harus berjenis tanah liat yang bertekstur lembut dan bebas dari pasir, kerikil, atau batu.
Dari tanah yang sudah dikumpulkan, pembuat kemudian membentuk semacam adonan berbentuk kotak atau bentuk tertentu lainnya dengan menambahkan air secukupnya agar adonan tanah menjadi kalis dengan ciri tidak lengket di tangan. Untuk membuat adonan kotak tersebut, tanah ditambah air sedikit demi sedikit sambil sesekali ditumbuk dengan alat semacam palu besar dari kayu. Setelah adonan kotak siap, proses berikutnya adalah mengikis atau menyerut tanah di bagian atas adonan sedikit demi sedikit dengan menggunakan bilah pisau bambu. Hasil serutan tanah yang berbentuk seperti stik waferdengan panjang 6-8 cm itu yang disebut ampo. Ampo kemudian dikumpulkan dan ditempatkan pada semacam periuk gerabah tanah liat untuk diasapi di atas tungku kayu bakar.
daftar pustaka
https://id.wikipedia.org/wiki/Ampo
Share this content:
Post Comment